Ada disisi mereka tapi dianggap tak ada ! penahkah kalian rasakan itu ? atau kalian pernah mengabaikan seseorang karna sesuatu hal padahal mereka ada disisi kalian bersama kalian dalam ruangan yang sama atau bahkan bersebelahan dengan kalian ? pernahkah kalian lakukan itu ? taukah kalian rasanya diabaikan? Aku pernah menjadi orang yang diabaikan dan aku pun tak munafik aku juga pernah mengabaikan seseorang karna suatu hal tepatnya hal tersebut merupakan masalah. Aku adalah gadis kecil yang sedang tumbuh menjadi gadis dewasa. Icha begitulah aku akrab disapa oleh teman-teman di kampusku. Ya aku seorang mahasiswi di sebuah Universitas Islam Negeri di kota Bandung. Aku mengambil jurusan pendidikan matematika. Saat pertama aku masuk kelas matematika hanya satu temanku dia adalah Yusuf yang aku kenal saat masa registrasi dahulu ketika kami sama-sama melakukan daftar ulang dan kebetulan aku dan dia sekelas. Singkat cerita dikelas matematika tersebut aku yang tadinya hanya mengenal Yusuf kini aku mulai mengenal yang lainnya hingga aku dekat dengan Riani dan Zain. Mereka adalah teman terdekat aku di kelas setiap matakuliah kami bertiga slalu duduk berdampingan. Namun aku dan Riani tidak begitu dekat selain karna Riani kurang membuka diri padaku aku pun demikian pada Riani. Aku dan Zain sangatlah dekat dia sering sekali bercerita banyak hal padaku mulai dari cerita kisah cintanya pada massa dulu hingga cerita mengenai keluarganya. Sedikit banyaknya aku mulai mengetahui dia dan kehidupannya. Sampai suatu saat dia dekat dengan salah satu cowok di kelas yang juga merupakan ketua kelas kami. Dia bernama Rammdhan orangnya sih tampan dan cukup pintar dibandingkan dengan tiga cowok lain yang ada di kelas. Memang di kelas aku ini hanya ada empat cowok dan empatpuluh cewek dan Rammdhan adalah cowok yang paling mendingan diantara yang lainnya. Zain sangat dekat dengan Rammdhan karna mereka sering sekali satu kelompok setiap kali dosen memberikan tugas kelompok. Saking deketnya mereka, mereka pun sering bercerita tentang banyak hal. Semua itu aku ketahui dari Zain karna dia sering menceritakan apa yang diceritakan Rammdhan padanya. Dari cara Zain menceritakan kembali apa yang diceritakn Rammdhan aku bisa melihat bahwa sebenarnya Zain mulai menyukai Rammdhan. Maka dari itu aku sering sekali membesarkan hati Zain aku sering bilang bahwa dari apa yang mereka lakukan dan kedekatan mereka saat itu bisa berubah dari teman menjadi pacar. Hanya seperti halnya cewe pada umumnya selalu saja mengelak dan mengatakan tidak mungkin. Padahalkan tak ada yang tak mungkn di dunia ini. Tak lama beberapa bulan mereka dekat aku pun tak sengaja kenal dan menjadi dekat dengan Rammdhan. Saat itu ku ingat bahwa salah satu teman dikelasku katanya ada yang menyukaiku dia meminta Zain dan Rammdhan untuk membantunya agar aku bisa dekat dengannya, namun bukan aku yang dekat dengan dia malah aku dekat dengan Rammdhan. Sempat terfikir olehku saat itu jika aku dekat seperti ini dengan Rammdahan aku takut Zain cemburu dengan kedekatan kami. Dan ternyata benar dugaan ku itu, saat kami anak-anak pendidikan matematika mengadakan acara makan-makan di rumah teman kami yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus. Saat itu Rammdhan dengan gaya bercandaanya itu mengatakan “lu gamau foto bareng gue Cha?” kata Rammdhan. Aku pun menyambut bercandaanya Rammdhan dengan mengatakan “ah ia ia mau mau dong”. “Zain lu fotoin aku dan Icha ya, Cha kasi noh hp lu ke Zain” sahut Rammdhan pada aku dan Zain. Setelah kami selesai foto bersama aku mulai merasa ada yang berbeda dengan sikap Zain padaku yang aku fikir saat itu Zain mungkin cemburu melihat aku dan Rammdhan. Karna merasa tak enak dengan perubahan sikap Zain maka aku pun iseng sambil becanda bertanya pada Zain apa ia cemburu melihat aku foto dengan Rammdhan. Dan bisa ditebak apa yang dikatakannya tentu sajalah dia berkata tidak sambil memasang muka yang tak enak. Taklama berselang dengan kejadian itu aku dan Rammdhan semakin dekat bahkan dia sempat mengatakan sayang padaku saat itu. Dan bodohnya aku aku malah menceritakan kejadian itu pada Zain. Terlihat lah disana bahwa ia tak senang aku bercerita tentang apa yang dikatakan Rammdahan padaku. Setelah aku menceritakan itu pada Zain sikapnya mulai berbeda padaku apalagi setelah kejadian itu Zain dan Rammdhan sempat terlibat cekcok besar hingga mereka tak lagi saling menegur. Karna merasa tak enak dengan keadaan itu aku mencoba untuk membuat mereka tak lagi seperti ini aku ingin mereka kembali seperti biasa dan kita bisa saling bertukar fikiran bertiga. Sampai hari ini pun tiba hari dimana Zain ulangtahun aku, Riani, serta teman yang lain dan Rammdhan mencoba memberikan kejutan sederhana untuk dia. Dan Alhamdulillah kejutan yang kami rencanakan berjalan dengan baik dan sesuia dengan apa yang diharapkan akhirnya Rammdhan dan Zain pun kembali baikan dan seperti biasanya. Hanya saja kini aku merasa bahwa Zain tak lagi menganggapku ada padahal aku ada di sampingnya tapi dinggap seperti tak ada. Usut punya usut ternyata Zain menjauhiku dan menganggapku tak ada karna dia tak suka aku dekat dengan Rammdhan dan katanya aku pernah menjelek jelekan dia pada sahabatku. Semenjak kejadian itu aku dan Zain seperti dua orang asing yang tak saling mengenal. Kami tal lagi saling bertegur sapa tak lagi sering bersama. Mungkin ini keegoisanku atau memang sifat burukku ketika Zain menjauhiku dan menganggap aku tak ada lalu aku tetap bersikap baik namun dia tetap seperti itu, dan saat aku lelah terus diperlakukan seperti itu dan aku mulai perlahan menjauhinya. Dia malah mendekat dan menanyakan ada apa denganku ? tapi aku hanya menjawab tak apa-apa dan melakukan apa yang telah dia lakukan padaku yaitu mulai mengabaikannya dan menganggap dia tak pernah ada walau dia sebenarnya ada di sebeahku.
Created,08Juni15
By: BeruangCute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar