Dicaci dan dimaki oleh orang yang baru kalian kenal bagaimanakah rasanya ? apakah kalian kesal dan geram ? atau kalian hanya menganggap cacian dan makian orang tersebut hanyalah angin lalu yang mungkin akan segera berlalu ? aku pernah dicaci, dimaki oleh orang yang baru aku kenal. Orang yang belum mengena aku seutuhnya awalnya aku hanya menganggap cacian dan makian itu hanyalah tanda ketidak tauan mereka tentang diriku. Mereka mengenalku hanya dari melihat apa yang aku lakukan dan dari apa yang orang lain katakan tentangku. Dicaci dan dimaki oleh orang yang mengenal kita atau yang tidak mengenal kita tetaplah sama rasanya sama-sama menyakitkan. Apalagi ketika kita hanya diam saat mereka mencaci dan memaki kita namun mereka bukannya berhenti saat kita terdiam, mereka malah semakin keras mencaci, mamaki bahkan menghujat kita dengan kata kata kasar. Kadang aku bingung pada mereka yang melakukan itu padaku tak pernahkah kalian tau rasanya dicaci, dimaki atau dihujati dengan kata-kata kotor. Kata-kata yang tak pantas dikatakan oleh seorang manusia yang berbudi baik. Tepatnya baru kemarin aku merasakan hal itu dicaci, dimaki dan dihujati dangan kata-kata kasar. Saat itu saat dimana aku dekat dengan Akbar dia adalah teman sekelasku aku dan dia memang sangat dekat, dikelas dan diluar kelas kami sangat dekat bahkan terkadang ketika dia memiliki masalah dengan Salma pacarnya dia sering sekali cerita padaku. Entah kedekatan kami yang salah atau memang Salma yang posesif dan terlalu mengekang. Saat Salma mengetahui kedekatan aku dengan Akbar dia langsung marah besar. Tanpa henti aku dimarahinya dengan nada bicanya yang cukup tinggi. Dan ketika dimarahi seperti itu aku mencoba bersikap dewasa dan tenang agar mampu mendinginkan suasana hati Salma yang saat it terbakar cemburu, karna mengetahui kedekatan aku dengan Akbar. Akhirnya aku pun berhasil menenangkan Salma nada bicara dia yang tadinya tinggi kini mulai merendah dan menjadi lembut. Aku fikir maslah itu sudah beres dengan Salma mendengar penjelasanku tapi ternyata tidak berhenti sampai disitu. Mungkin hari itu dia selesai memarahiku dengan nada bicaranya yang keras ternyata tak berselang beberapa hari kemudian Salma kembali memarahiku karna alasan yang sama tak suka dengan kedekatan aku dan Akbar pacarnya padahal kedekatan kami hanyalah sekedar teman. Namun banyak orang yang memang tak begitu mengenal aku dan Akbar yang melihat kedekatan kami yang sebenarnya biasa saja hanya karna mereka tak mengenal kami mereka menganggap bahwa kedekatan kami lebih dari seorang teman bahkan tak sedikit dari mereka yang mengadu berlebihan tentang kedekatan kami, hingga itu membuat Salma marah padaku untuk yang kesekian kalinnya. Kesal, geram dan gendok itu yang aku rasa kadang hatiku berkata apa sih mau kalian? Apa maksud kalian mengadu seperti itu pada Salma? Apa kalian tak memikirkan perasaan aku? Apa kalian tau apa akibat dari apa yang kalian lakukan itu? Apa kalian tak sadar yang kalian lakukan itu menyusahkanku dan membuat hubungan aku, Akbar dan Salma menjadi rumit seperti benang kusut?. Entahlah tak mampu aku mengerti apa yang ada pada benak kalian teman-temanku. Yang aku tau saat ini saat Salma memaki, mencaciku dan mengujatiku dengan kata kasar itu rasanya sakit. Saat aku diam dan mencoba hormat pada orang yang menghujatku tapi ia malah tak henti menghujatku dengan kata kata kotornya denga kata-kata yang sebenarnya tak pantas dikatakan oleh wanita muslimah sepertinya yang selalu menyandarkan dirinya pada keEsaan Tuhan. Hanya satu yang ingin ku katakan pada kalian yang membuat hubunganku dengan Akbar dan Salma rusak juga pada Salma yang tak penah henti mencaci, memaki dan menghujatku dengan kata-kata kasar dan kotor itu. Suatu saat kalian akan merasakan apa yang aku rasakan saat ini yaitu tak henti dicaci, dimaki oleh orang yang baru kalian kenal. Dan Salma semua kata-kata yang kamu tujukan untukku sangatlah menunjukan betapa kamu tidak mengenal siapa aku sebenarnya cacian dan makian kamu itu sangat tidak pantas kamu keluarkan untuk aku yang tidak pernah kamu kenal.
pantaskah seorang wanita muslimah melampiaskan emosinya seperti itu ? kata BANGSAT itu sangat tidak pantas diucapkan oleh serang Salma yang katanya sangat mengetahui agama dengan sangat dalam.
Created,08Juni15
By: BeruangCute
Sabtu, 13 Juni 2015
Cacian dan Makianmu
Dicaci dan dimaki oleh orang yang baru kalian kenal bagaimanakah rasanya ? apakah kalian kesal dan geram ? atau kalian hanya menganggap cacian dan makian orang tersebut hanyalah angin lalu yang mungkin akan segera berlalu ? aku pernah dicaci, dimaki oleh orang yang baru aku kenal. Orang yang belum mengena aku seutuhnya awalnya aku hanya menganggap cacian dan makian itu hanyalah tanda ketidak tauan mereka tentang diriku. Mereka mengenalku hanya dari melihat apa yang aku lakukan dan dari apa yang orang lain katakan tentangku. Dicaci dan dimaki oleh orang yang mengenal kita atau yang tidak mengenal kita tetaplah sama rasanya sama-sama menyakitkan. Apalagi ketika kita hanya diam saat mereka mencaci dan memaki kita namun mereka bukannya berhenti saat kita terdiam, mereka malah semakin keras mencaci, mamaki bahkan menghujat kita dengan kata kata kasar. Kadang aku bingung pada mereka yang melakukan itu padaku tak pernahkah kalian tau rasanya dicaci, dimaki atau dihujati dengan kata-kata kotor. Kata-kata yang tak pantas dikatakan oleh seorang manusia yang berbudi baik. Tepatnya baru kemarin aku merasakan hal itu dicaci, dimaki dan dihujati dangan kata-kata kasar. Saat itu saat dimana aku dekat dengan Akbar dia adalah teman sekelasku aku dan dia memang sangat dekat, dikelas dan diluar kelas kami sangat dekat bahkan terkadang ketika dia memiliki masalah dengan Salma pacarnya dia sering sekali cerita padaku. Entah kedekatan kami yang salah atau memang Salma yang posesif dan terlalu mengekang. Saat Salma mengetahui kedekatan aku dengan Akbar dia langsung marah besar. Tanpa henti aku dimarahinya dengan nada bicanya yang cukup tinggi. Dan ketika dimarahi seperti itu aku mencoba bersikap dewasa dan tenang agar mampu mendinginkan suasana hati Salma yang saat it terbakar cemburu, karna mengetahui kedekatan aku dengan Akbar. Akhirnya aku pun berhasil menenangkan Salma nada bicara dia yang tadinya tinggi kini mulai merendah dan menjadi lembut. Aku fikir maslah itu sudah beres dengan Salma mendengar penjelasanku tapi ternyata tidak berhenti sampai disitu. Mungkin hari itu dia selesai memarahiku dengan nada bicaranya yang keras ternyata tak berselang beberapa hari kemudian Salma kembali memarahiku karna alasan yang sama tak suka dengan kedekatan aku dan Akbar pacarnya padahal kedekatan kami hanyalah sekedar teman. Namun banyak orang yang memang tak begitu mengenal aku dan Akbar yang melihat kedekatan kami yang sebenarnya biasa saja hanya karna mereka tak mengenal kami mereka menganggap bahwa kedekatan kami lebih dari seorang teman bahkan tak sedikit dari mereka yang mengadu berlebihan tentang kedekatan kami, hingga itu membuat Salma marah padaku untuk yang kesekian kalinnya. Kesal, geram dan gendok itu yang aku rasa kadang hatiku berkata apa sih mau kalian? Apa maksud kalian mengadu seperti itu pada Salma? Apa kalian tak memikirkan perasaan aku? Apa kalian tau apa akibat dari apa yang kalian lakukan itu? Apa kalian tak sadar yang kalian lakukan itu menyusahkanku dan membuat hubungan aku, Akbar dan Salma menjadi rumit seperti benang kusut?. Entahlah tak mampu aku mengerti apa yang ada pada benak kalian teman-temanku. Yang aku tau saat ini saat Salma memaki, mencaciku dan mengujatiku dengan kata kasar itu rasanya sakit. Saat aku diam dan mencoba hormat pada orang yang menghujatku tapi ia malah tak henti menghujatku dengan kata kata kotornya denga kata-kata yang sebenarnya tak pantas dikatakan oleh wanita muslimah sepertinya yang selalu menyandarkan dirinya pada keEsaan Tuhan. Hanya satu yang ingin ku katakan pada kalian yang membuat hubunganku dengan Akbar dan Salma rusak juga pada Salma yang tak penah henti mencaci, memaki dan menghujatku dengan kata-kata kasar dan kotor itu. Suatu saat kalian akan merasakan apa yang aku rasakan saat ini yaitu tak henti dicaci, dimaki oleh orang yang baru kalian kenal. Dan Salma semua kata-kata yang kamu tujukan untukku sangatlah menunjukan betapa kamu tidak mengenal siapa aku sebenarnya cacian dan makian kamu itu sangat tidak pantas kamu keluarkan untuk aku yang tidak pernah kamu kenal.
pantaskah seorang wanita muslimah melampiaskan emosinya seperti itu ? kata BANGSAT itu sangat tidak pantas diucapkan oleh serang Salma yang katanya sangat mengetahui agama dengan sangat dalam.
Created,08Juni15
By: BeruangCute
pantaskah seorang wanita muslimah melampiaskan emosinya seperti itu ? kata BANGSAT itu sangat tidak pantas diucapkan oleh serang Salma yang katanya sangat mengetahui agama dengan sangat dalam.
Created,08Juni15
By: BeruangCute
Nyata Tapi Tak Dilihat
Ada disisi mereka tapi dianggap tak ada ! penahkah kalian rasakan itu ? atau kalian pernah mengabaikan seseorang karna sesuatu hal padahal mereka ada disisi kalian bersama kalian dalam ruangan yang sama atau bahkan bersebelahan dengan kalian ? pernahkah kalian lakukan itu ? taukah kalian rasanya diabaikan? Aku pernah menjadi orang yang diabaikan dan aku pun tak munafik aku juga pernah mengabaikan seseorang karna suatu hal tepatnya hal tersebut merupakan masalah. Aku adalah gadis kecil yang sedang tumbuh menjadi gadis dewasa. Icha begitulah aku akrab disapa oleh teman-teman di kampusku. Ya aku seorang mahasiswi di sebuah Universitas Islam Negeri di kota Bandung. Aku mengambil jurusan pendidikan matematika. Saat pertama aku masuk kelas matematika hanya satu temanku dia adalah Yusuf yang aku kenal saat masa registrasi dahulu ketika kami sama-sama melakukan daftar ulang dan kebetulan aku dan dia sekelas. Singkat cerita dikelas matematika tersebut aku yang tadinya hanya mengenal Yusuf kini aku mulai mengenal yang lainnya hingga aku dekat dengan Riani dan Zain. Mereka adalah teman terdekat aku di kelas setiap matakuliah kami bertiga slalu duduk berdampingan. Namun aku dan Riani tidak begitu dekat selain karna Riani kurang membuka diri padaku aku pun demikian pada Riani. Aku dan Zain sangatlah dekat dia sering sekali bercerita banyak hal padaku mulai dari cerita kisah cintanya pada massa dulu hingga cerita mengenai keluarganya. Sedikit banyaknya aku mulai mengetahui dia dan kehidupannya. Sampai suatu saat dia dekat dengan salah satu cowok di kelas yang juga merupakan ketua kelas kami. Dia bernama Rammdhan orangnya sih tampan dan cukup pintar dibandingkan dengan tiga cowok lain yang ada di kelas. Memang di kelas aku ini hanya ada empat cowok dan empatpuluh cewek dan Rammdhan adalah cowok yang paling mendingan diantara yang lainnya. Zain sangat dekat dengan Rammdhan karna mereka sering sekali satu kelompok setiap kali dosen memberikan tugas kelompok. Saking deketnya mereka, mereka pun sering bercerita tentang banyak hal. Semua itu aku ketahui dari Zain karna dia sering menceritakan apa yang diceritakan Rammdhan padanya. Dari cara Zain menceritakan kembali apa yang diceritakn Rammdhan aku bisa melihat bahwa sebenarnya Zain mulai menyukai Rammdhan. Maka dari itu aku sering sekali membesarkan hati Zain aku sering bilang bahwa dari apa yang mereka lakukan dan kedekatan mereka saat itu bisa berubah dari teman menjadi pacar. Hanya seperti halnya cewe pada umumnya selalu saja mengelak dan mengatakan tidak mungkin. Padahalkan tak ada yang tak mungkn di dunia ini. Tak lama beberapa bulan mereka dekat aku pun tak sengaja kenal dan menjadi dekat dengan Rammdhan. Saat itu ku ingat bahwa salah satu teman dikelasku katanya ada yang menyukaiku dia meminta Zain dan Rammdhan untuk membantunya agar aku bisa dekat dengannya, namun bukan aku yang dekat dengan dia malah aku dekat dengan Rammdhan. Sempat terfikir olehku saat itu jika aku dekat seperti ini dengan Rammdahan aku takut Zain cemburu dengan kedekatan kami. Dan ternyata benar dugaan ku itu, saat kami anak-anak pendidikan matematika mengadakan acara makan-makan di rumah teman kami yang kebetulan tidak terlalu jauh dari kampus. Saat itu Rammdhan dengan gaya bercandaanya itu mengatakan “lu gamau foto bareng gue Cha?” kata Rammdhan. Aku pun menyambut bercandaanya Rammdhan dengan mengatakan “ah ia ia mau mau dong”. “Zain lu fotoin aku dan Icha ya, Cha kasi noh hp lu ke Zain” sahut Rammdhan pada aku dan Zain. Setelah kami selesai foto bersama aku mulai merasa ada yang berbeda dengan sikap Zain padaku yang aku fikir saat itu Zain mungkin cemburu melihat aku dan Rammdhan. Karna merasa tak enak dengan perubahan sikap Zain maka aku pun iseng sambil becanda bertanya pada Zain apa ia cemburu melihat aku foto dengan Rammdhan. Dan bisa ditebak apa yang dikatakannya tentu sajalah dia berkata tidak sambil memasang muka yang tak enak. Taklama berselang dengan kejadian itu aku dan Rammdhan semakin dekat bahkan dia sempat mengatakan sayang padaku saat itu. Dan bodohnya aku aku malah menceritakan kejadian itu pada Zain. Terlihat lah disana bahwa ia tak senang aku bercerita tentang apa yang dikatakan Rammdahan padaku. Setelah aku menceritakan itu pada Zain sikapnya mulai berbeda padaku apalagi setelah kejadian itu Zain dan Rammdhan sempat terlibat cekcok besar hingga mereka tak lagi saling menegur. Karna merasa tak enak dengan keadaan itu aku mencoba untuk membuat mereka tak lagi seperti ini aku ingin mereka kembali seperti biasa dan kita bisa saling bertukar fikiran bertiga. Sampai hari ini pun tiba hari dimana Zain ulangtahun aku, Riani, serta teman yang lain dan Rammdhan mencoba memberikan kejutan sederhana untuk dia. Dan Alhamdulillah kejutan yang kami rencanakan berjalan dengan baik dan sesuia dengan apa yang diharapkan akhirnya Rammdhan dan Zain pun kembali baikan dan seperti biasanya. Hanya saja kini aku merasa bahwa Zain tak lagi menganggapku ada padahal aku ada di sampingnya tapi dinggap seperti tak ada. Usut punya usut ternyata Zain menjauhiku dan menganggapku tak ada karna dia tak suka aku dekat dengan Rammdhan dan katanya aku pernah menjelek jelekan dia pada sahabatku. Semenjak kejadian itu aku dan Zain seperti dua orang asing yang tak saling mengenal. Kami tal lagi saling bertegur sapa tak lagi sering bersama. Mungkin ini keegoisanku atau memang sifat burukku ketika Zain menjauhiku dan menganggap aku tak ada lalu aku tetap bersikap baik namun dia tetap seperti itu, dan saat aku lelah terus diperlakukan seperti itu dan aku mulai perlahan menjauhinya. Dia malah mendekat dan menanyakan ada apa denganku ? tapi aku hanya menjawab tak apa-apa dan melakukan apa yang telah dia lakukan padaku yaitu mulai mengabaikannya dan menganggap dia tak pernah ada walau dia sebenarnya ada di sebeahku.
Created,08Juni15
By: BeruangCute
Created,08Juni15
By: BeruangCute
Aku yang Dikucilkan
Pernahkah kalian dikucilkan? dijauhi teman-teman kalian? hanya karna sesuatu yang sebenarnya tak kalian lakukan ? pernahkah ? ya aku pernah rasakan itu ingat sekali aku ketika aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat itu aku duduk di kelas dua SMP aku yang tepisah dari beberapa teman-teman sekelasku ketika aku duduk di bangku kelas satu SMP kemarin. Kini aku hanya bertiga bersama Ghae dan Rai mereka teman-teman sekelasku saat kelas satu kemarin. Sialnya aku, Rai dan Ghae kurang akrab karna memang ketika kelas satu kemarin aku kurang menganal mereka. Berbeda dengan Ghae dia sudah sangat akrab dengan Rai karna memang mereka satu teman main ketika kelas satu kemarin. Namun seiring berjalannya waktu aku, Rai dan Ghae semakin hari semakin akrab apalagi aku dan Ghae kita sangat dekat hingga kita sering sekali bercerita tentang apa yang kita rasakan. Entah itu tentang perasaan bahagia, sedih ataupun marah. Sampai pada akhirnya hari itu pun tiba hari dimana tak ada satupun orang di kelas yang mempercayai aku. Mereka semua menuduh aku melakukan seseuatu yang sebenarnya tak pernah aku lakukan. Rasa sakit hati itu yang aku rasakan saat semua orang tak ada yang mau mendengar penjelasanku. Mereka hanya menggap bahwa aku yang bersalah. Bahkan Ghae orang yang paling dekat denganku saat itu orang yang sudah ku anggap sahabat diapun tak mempercayai aku dia lebih mempercayai perkataan orang lain dibanding penjelasan aku. Satu hal yang tak pernah aku lupakan hingga kini aku duduk di bangku kuliah adalah perkataan Novi. Dia salah satu teman sekelasku yang juga tak pernah mempercayai segala penjelasanku. Saat itu saat pulang sekolah aku memang biasa pulang bersama Novi karna kebetulan rumah kami searah. Dijalan dia menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi apakah aku yang memang melaporkan kelakuan anak-anak di kelas itu pada guru BK hingga mereka semua marah dan menuduhku bahwa aku yang melaporkan mereka ke guru BK. Aku pun menjelaskan semua bahwa aku tidak tau menu mengenai kelakuan merka dan bukan aku yang melaporkan mereka ke guru BK hingga kasus mereka diusut oleh guru BK. Namun ya.... sudah bisa ditebak setelah ia mendengarkan pemaparanku tersebut dia tetap pada pendiriannya bahwa ya... aku yang salah karna menurutnya yang mengetahui kelakuan teman-teman di kelas itu hanya aku dan pasti aku yang melaporkan mereka pada guru BK. Hari itu ketika aku sampai dirumah aku menangis. Untuk pertama kalinya aku merasakan rasa sakit yang luar biasa dalam hatiku. Tak pernah sebelumnya aku dituduh dan disalahkan karna sesuatu hal yang tak pernah aku lakukan dan yang lebih menyesalkan lagi sahabatku sendiri tak mempercayai aku dia lebih mempercayai orang yang baru dia kenal. Hari demi hariku jalani dengan teman-teman yang memandangku sinis aku yang dianggap seperti terdakwa dijauhi di kelas. Hingga akhirnya terbukti bahwa bukan aku yang selama ini melaporkan teman-temanku pada guru BK melainkan ada orang lain yang saat itu kebetulan memiliki masalah dengan orang orang yang dilaporkan pada guru BK. Dan aku aku hanyalah korban dari tindakan mereka. Akhirnya kini suasana di kelaspun kembali seperti semula tak ada lagi yang memandangku seperti terdakwa yang dianggap paling bersalah disana. Dari kejadian ini aku mendapatkan pelajaran yang luar biasa percayalah Tuhan tidak tidur dan kebenaran akan terbongkar dengan sendirinya. Ketika tak ada satu orangpun yang mempercayaimu percayalah dibelakangmu slalu ada Tuhan mu yang setia mempercayaimu dan mendampingimu.
Created,08Juni15
By: BeruangCute
Created,08Juni15
By: BeruangCute
He is My Hero
“Caca ayo bangun nak” seru ibuku
“ia sebentar bu”
Caca begitulah aku akrab disapa oleh orangtuaku dan teman-temanku. Aku merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kaka ku bernama Daniel banyak temanku bilang bahwa kaka ku itu tampan memang, tapi menurutku tidak setampan ayahku. Dia anak yang cerdas beberapa kali dia sempat dikirim untuk mewakili Indonesia dalam olimpiade sains tingkat internasional. Aku dan ka Daniel memang berbanding terbalik ka Daniel yang cerdas dan slalu jadi juara kelas sementara aku selalu mendapat peringkat kedua terakhir setiap pembagian rapot tiba. Tapi biarpun berbeda ka Daniel sangat menyayangiku.walau terkadang dia bisa sangat menyebalkan. Namun karna perbedaan kami terkadang orangtuaku dan teman temanku sering membandingkan aku dan ka Daniel. Kalian tau bagaimana rasanya dibanding bandingkan ? itu tuh rasanya sangatlah menyebalkan. mereka slalu berkata “ ca ko lu ga kaya kaka lu sih yang pinter ganteng baik jago olahraga pula sempurna deh pokoknya”. Ya memang aku tak seperti ka Daniel yang cerdas dan sempurna. Aku tak cerdas dan tak sempurna kadang akupun berfikir aku ingin sekali seperti ka Daniel yang di eluh eluhkan banyak orang yang mampu terlihat sempurna dihadapan teman-teman dan orangtuaku. Tapi mana mungkin aku seorang Caca yang bodoh bisa berubah menjadi seeorang yang sempurna dan cerdas seperti ka Daniel. Kadang rasa iri pun menghampiri benakku hati kecilku kadang berkata “mengapa aku terlahir bodoh mengapa ka Daniel terlahir pintar mengapa kami tidak sama sama terlahir pintar”. “adakah yang salah dengan diriku hingga aku terlahir menjadi anak yang bodoh dan tak bisa dibanggakan?”. Hatiku hampir terus mengatakan itu tak kala teman-teman dan orangtuaku kembali membandingkan aku dengan ka Daniel. Sampai suatu hari aku bertemu dengan Boy dia merupakan salah satu anak baru di sekolahku dia terlihat tampan dan sepertinya dia juga anak yang pintar. “ayo Boy mulai perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu” seru bu rina guru matmatikaku yang kebetulan sedang mengajar di kelasku saat itu.” Ia perkenalkan nama saya Boy saya pindahan dari Jakarta” seru Boy. “oke Boy kamu bisa duduk disana disamping Caca” kata bu rina. “hah anak baru yang tampan itu duduk disebelah ku” seru hatiku gembira. Singkat cerita aku dan Boy pun mulai akrab Boy sering membantu ku dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahku. Kadang kami berdua pun sering main atau jalan bersama untuk melepas rasa penat ketika setelah belajar di kelas. Sampai suatu hari Boy menanyakan apkah aku adik dari Ka Daniel dan sudah bisa ditebak setelah itu dia langsung mulai membandingkan aku dan ka Daniel seperti halnya teman-teman ku yang lain. Rasa kesal, itulah yang aku rasakan saat aku mulai kembali dibanding bandingkan dengan ka Daniel. Kadang ingin sekali aku berkata pada mereka taukah mereka rasanya dibandingkan ? taukah ? itu rasanya sangatlah tidak enak sangatlah menyakitkan jadi stop kalian membandingkan aku dengan ka Daniel. Namun bukan kata yang terucap saat aku mulai dibandingkan dengan ka Daniel namun aku hanya tersenyum dan slalu ikut membanggakan ka Daniel. Namun saat aku ikut membanggakan ka Daniel aku ingat kata-kata Boy saat itu dia berkata “kamu gamau Ca seperti ka Daniel ? apa kamu ga kesel dibanding bandingin gitu sama ka Daniel ?”. “kalo kamu mau tau aku punpernah merasakan apa yang kamu rasain sekarang aku tau bagaimana rasanya dibandingkan aku tau rasnya itu kesal dan menyebalkan” kata Boy. “ ah sotau kamu aku biasa aja kok aku mengakui meman ka Daniel lebih segalanya dibandingkan dengan aku jadi ya wajar mereka membandingkan aku dan ka Daniel” jawabku pada Boy. “tapi apa kamu akan tetap jadi Caca yang seperti ini ?” timpal Boy. “maksudmu seperti ini ? aku bodoh ? aku juga ingin Boy seperti ka Daniel bisa membanggakan kedua orangtuaku dengen kecerdasan yang aku miliki tapi apalah aku aku hanyalah Caca si gadis kecil yang bodoh” jawabku. “jika kamu ingin seperti ka Daniel aku mau ko membantu kamu setiap hari aku akan mengejari semua pelajaran yang kamu kurang mengerti saat guru menjelaskan di kelas” kata Boy.”tapi rasanya aku tak mungkin Boy bisa menyaingi ka Daniel” jawabku. “tak ada yang tak mungkin Ca kalau kita mau berusaha ayo aku bantu aku tak ingin kamu terus terbelenggu dalam bayang bayang ka Daniel kamu juga pasti gak mau kan terus dibandingkan dengan ka Daniel? Ayo kita coba aku yakin kamu bisa lagipula kamu itu pintar ko Ca lebih pintar malah dari ka Daniel jika kamu rajin”seru Boy. “oke deh Boy kita coba tapi jika aku gagal Boy?” tanyaku. “kegagalan adalah proses untuk kita menuju kesuksesan Ca,yasudah besok sepulang sekolah kita belajar di rumahku atau mau dirumahmu ?” tanya Boy. “dirumahmu saja Boy”. Keesokanharinya sepulang sekolah aku dan Boy mulai belajar dansetelah itu hampir setiap harikami belajar bersama di rumah Boy dan hasil dari kami setiap hari belajar bersama tenyata tidaklah sia-sia nilai ulanganku tidak lagi mendapat nilai yg buruk melainkan sekarang nilai ulanganku selalu mendapat 100 sungguh luarbiasa. Rasa gembira pun menghampiri hatiku biasanya aku hanya mendapat nilai yang bisa-biasa saja sekarang aku mendapat nilai yang luar biasa orangtuaku dan ka Daniel juga sangat senang dan heran aku bisa mendapatkan nilai yang bagus setiap kali ada ulangan. Singkat cerita hari ini pun tiba hari dimana ujian akhir semester dimulai aku mulai belajar lebih giat bersama Boy supaya kami berdua bisa mendapatkan hasil maksimal. Dan ya soal-soal ujian yang biasanya tak pernahku isi semua dan ku anggap sulit kini soal-soal itu tampak mudah dan aku bisa menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Seminggu berlalu ujuan akhir semester pun selesai sekarang kita hanya tinggal menunggu hasil dari ujian terakhir kemarin. Namun semenjak ujian akhir semester selesai Boy takpernah ku lihat datang ke sekolah dan setiap aku datang ke rumahnya pun sangat sepi seperti tak berpenghuni. Hari ini hari dimana pembagian rapot Boy pun tak kunjung hadir di sekolah entah kemana aku tak tau teman-teman pun tak ada yang tau Boy kemana. Di dalam kelas sambil menunggu guru membagikan rapot aku melamun memikirkan Boy dia kemana? Dia orang yang slalu hadir di sampingku kini berhari hari takkunjung hadir. “dan yang mendapat peringkat pertama adalah Caca” seru bu rina. Aku sangat senang akhirnya aku bisa mendapatkan predikat juara umum di kelas tapi satu sisi aku sedih disaat saat aku bahagia seperti ini Boy tak ada. “selamat ya Caca semoga semakin rajin lagi belajarnya” kata bu rina menyelamatiku. “iya bu bu ko Boy sudah lama ga masuk sekolah ya bu ? bahkan hari ini hari pembagian rapot Boy juga tak hadir kemana dia ya bu ?” tanyaku pada bu rina. “Boy sudah pindah sekolah Ca setelah ujian sememter kemarin dia sudah pindah ke Bali karna orangtuanya dipindah tugaskan di Bali maka dari itu Boy tidak kembali masuk sekolah” jawab bu rina. Boy... belum sempat aku berterimakasih atas semua yang kamu lakukan padaku hingga kini aku mampu menjadi juara kelas dan tak lagi dibanding-bandingkan dengan ka Daniel ternyata kamu malah sudah pindah. Dimanapun kamu sekarang aku ingin berterimakasih banyak padamu Boy. kamu telah berhasil mengubah Caca yang bodoh menjadi Caca yang cerdas dan kini aku mampu menyaingi ka Daniel. Terimakasih Boy.
Created,07Juni15
By: BeruangCute
“ia sebentar bu”
Caca begitulah aku akrab disapa oleh orangtuaku dan teman-temanku. Aku merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Kaka ku bernama Daniel banyak temanku bilang bahwa kaka ku itu tampan memang, tapi menurutku tidak setampan ayahku. Dia anak yang cerdas beberapa kali dia sempat dikirim untuk mewakili Indonesia dalam olimpiade sains tingkat internasional. Aku dan ka Daniel memang berbanding terbalik ka Daniel yang cerdas dan slalu jadi juara kelas sementara aku selalu mendapat peringkat kedua terakhir setiap pembagian rapot tiba. Tapi biarpun berbeda ka Daniel sangat menyayangiku.walau terkadang dia bisa sangat menyebalkan. Namun karna perbedaan kami terkadang orangtuaku dan teman temanku sering membandingkan aku dan ka Daniel. Kalian tau bagaimana rasanya dibanding bandingkan ? itu tuh rasanya sangatlah menyebalkan. mereka slalu berkata “ ca ko lu ga kaya kaka lu sih yang pinter ganteng baik jago olahraga pula sempurna deh pokoknya”. Ya memang aku tak seperti ka Daniel yang cerdas dan sempurna. Aku tak cerdas dan tak sempurna kadang akupun berfikir aku ingin sekali seperti ka Daniel yang di eluh eluhkan banyak orang yang mampu terlihat sempurna dihadapan teman-teman dan orangtuaku. Tapi mana mungkin aku seorang Caca yang bodoh bisa berubah menjadi seeorang yang sempurna dan cerdas seperti ka Daniel. Kadang rasa iri pun menghampiri benakku hati kecilku kadang berkata “mengapa aku terlahir bodoh mengapa ka Daniel terlahir pintar mengapa kami tidak sama sama terlahir pintar”. “adakah yang salah dengan diriku hingga aku terlahir menjadi anak yang bodoh dan tak bisa dibanggakan?”. Hatiku hampir terus mengatakan itu tak kala teman-teman dan orangtuaku kembali membandingkan aku dengan ka Daniel. Sampai suatu hari aku bertemu dengan Boy dia merupakan salah satu anak baru di sekolahku dia terlihat tampan dan sepertinya dia juga anak yang pintar. “ayo Boy mulai perkenalkan dirimu pada teman-teman barumu” seru bu rina guru matmatikaku yang kebetulan sedang mengajar di kelasku saat itu.” Ia perkenalkan nama saya Boy saya pindahan dari Jakarta” seru Boy. “oke Boy kamu bisa duduk disana disamping Caca” kata bu rina. “hah anak baru yang tampan itu duduk disebelah ku” seru hatiku gembira. Singkat cerita aku dan Boy pun mulai akrab Boy sering membantu ku dalam mengerjakan tugas-tugas sekolahku. Kadang kami berdua pun sering main atau jalan bersama untuk melepas rasa penat ketika setelah belajar di kelas. Sampai suatu hari Boy menanyakan apkah aku adik dari Ka Daniel dan sudah bisa ditebak setelah itu dia langsung mulai membandingkan aku dan ka Daniel seperti halnya teman-teman ku yang lain. Rasa kesal, itulah yang aku rasakan saat aku mulai kembali dibanding bandingkan dengan ka Daniel. Kadang ingin sekali aku berkata pada mereka taukah mereka rasanya dibandingkan ? taukah ? itu rasanya sangatlah tidak enak sangatlah menyakitkan jadi stop kalian membandingkan aku dengan ka Daniel. Namun bukan kata yang terucap saat aku mulai dibandingkan dengan ka Daniel namun aku hanya tersenyum dan slalu ikut membanggakan ka Daniel. Namun saat aku ikut membanggakan ka Daniel aku ingat kata-kata Boy saat itu dia berkata “kamu gamau Ca seperti ka Daniel ? apa kamu ga kesel dibanding bandingin gitu sama ka Daniel ?”. “kalo kamu mau tau aku punpernah merasakan apa yang kamu rasain sekarang aku tau bagaimana rasanya dibandingkan aku tau rasnya itu kesal dan menyebalkan” kata Boy. “ ah sotau kamu aku biasa aja kok aku mengakui meman ka Daniel lebih segalanya dibandingkan dengan aku jadi ya wajar mereka membandingkan aku dan ka Daniel” jawabku pada Boy. “tapi apa kamu akan tetap jadi Caca yang seperti ini ?” timpal Boy. “maksudmu seperti ini ? aku bodoh ? aku juga ingin Boy seperti ka Daniel bisa membanggakan kedua orangtuaku dengen kecerdasan yang aku miliki tapi apalah aku aku hanyalah Caca si gadis kecil yang bodoh” jawabku. “jika kamu ingin seperti ka Daniel aku mau ko membantu kamu setiap hari aku akan mengejari semua pelajaran yang kamu kurang mengerti saat guru menjelaskan di kelas” kata Boy.”tapi rasanya aku tak mungkin Boy bisa menyaingi ka Daniel” jawabku. “tak ada yang tak mungkin Ca kalau kita mau berusaha ayo aku bantu aku tak ingin kamu terus terbelenggu dalam bayang bayang ka Daniel kamu juga pasti gak mau kan terus dibandingkan dengan ka Daniel? Ayo kita coba aku yakin kamu bisa lagipula kamu itu pintar ko Ca lebih pintar malah dari ka Daniel jika kamu rajin”seru Boy. “oke deh Boy kita coba tapi jika aku gagal Boy?” tanyaku. “kegagalan adalah proses untuk kita menuju kesuksesan Ca,yasudah besok sepulang sekolah kita belajar di rumahku atau mau dirumahmu ?” tanya Boy. “dirumahmu saja Boy”. Keesokanharinya sepulang sekolah aku dan Boy mulai belajar dansetelah itu hampir setiap harikami belajar bersama di rumah Boy dan hasil dari kami setiap hari belajar bersama tenyata tidaklah sia-sia nilai ulanganku tidak lagi mendapat nilai yg buruk melainkan sekarang nilai ulanganku selalu mendapat 100 sungguh luarbiasa. Rasa gembira pun menghampiri hatiku biasanya aku hanya mendapat nilai yang bisa-biasa saja sekarang aku mendapat nilai yang luar biasa orangtuaku dan ka Daniel juga sangat senang dan heran aku bisa mendapatkan nilai yang bagus setiap kali ada ulangan. Singkat cerita hari ini pun tiba hari dimana ujian akhir semester dimulai aku mulai belajar lebih giat bersama Boy supaya kami berdua bisa mendapatkan hasil maksimal. Dan ya soal-soal ujian yang biasanya tak pernahku isi semua dan ku anggap sulit kini soal-soal itu tampak mudah dan aku bisa menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Seminggu berlalu ujuan akhir semester pun selesai sekarang kita hanya tinggal menunggu hasil dari ujian terakhir kemarin. Namun semenjak ujian akhir semester selesai Boy takpernah ku lihat datang ke sekolah dan setiap aku datang ke rumahnya pun sangat sepi seperti tak berpenghuni. Hari ini hari dimana pembagian rapot Boy pun tak kunjung hadir di sekolah entah kemana aku tak tau teman-teman pun tak ada yang tau Boy kemana. Di dalam kelas sambil menunggu guru membagikan rapot aku melamun memikirkan Boy dia kemana? Dia orang yang slalu hadir di sampingku kini berhari hari takkunjung hadir. “dan yang mendapat peringkat pertama adalah Caca” seru bu rina. Aku sangat senang akhirnya aku bisa mendapatkan predikat juara umum di kelas tapi satu sisi aku sedih disaat saat aku bahagia seperti ini Boy tak ada. “selamat ya Caca semoga semakin rajin lagi belajarnya” kata bu rina menyelamatiku. “iya bu bu ko Boy sudah lama ga masuk sekolah ya bu ? bahkan hari ini hari pembagian rapot Boy juga tak hadir kemana dia ya bu ?” tanyaku pada bu rina. “Boy sudah pindah sekolah Ca setelah ujian sememter kemarin dia sudah pindah ke Bali karna orangtuanya dipindah tugaskan di Bali maka dari itu Boy tidak kembali masuk sekolah” jawab bu rina. Boy... belum sempat aku berterimakasih atas semua yang kamu lakukan padaku hingga kini aku mampu menjadi juara kelas dan tak lagi dibanding-bandingkan dengan ka Daniel ternyata kamu malah sudah pindah. Dimanapun kamu sekarang aku ingin berterimakasih banyak padamu Boy. kamu telah berhasil mengubah Caca yang bodoh menjadi Caca yang cerdas dan kini aku mampu menyaingi ka Daniel. Terimakasih Boy.
Created,07Juni15
By: BeruangCute
Sabtu, 06 Juni 2015
Dia yang Hampir Putus Asa
Terkadang
dalam kegelapan malam sering ku termenung, melamun tak jelas metap
langit-langit kamar membayangkan hal-hal indah yang slalu aku impikan hingga
mampu membuatku berimajinasi dengan khayalanku dan membuatku tersenyum sendiri.
Pernahkah kalian rasakan itu ? sering ku berandai-andai tentang khayalanku. Ada
perasaan yang tak mampu untuk dijelaskan saat imajinasiku mulai bermain dan berkhayal
jika itu semua menjadi kenyataan. Memang dasar manusia menghayal jagonya
mereka. Dan slalu berkata “bahwa semua itu berawal dari mimpi maka bermimpilah”
kata kata itu memang memotivasi namun tak cukup hanya mimpi untuk kita dapat
meraih semua impian itu, tapi juga butuh kerja keras dan berdoa untuk merainya.
Tanpa kerjakeras dan doa semua itu hanya akan menjadi mipmi indah yang tak
mungkin jadi sesuatu yang dimakan kenyataan. Namun saat kita berusaha untuk
menggapai sesuatu yang kita inginkan apakah kalian pernah mendapatkan hambatan
? pernahkah kalian jatuh, terpuruk saat kalian mencoba untuk mewujudkan mimpi-mipmi
kalian?. Pernahkah kalian merasa lelah dan menyerah untuk berjuang meraih mimpi
kalian ?. pernahkah kalian berputus asa ?. aku... ya aku pernah rasakan itu aku
pernah terpuruk terjatuh hingga lelah dan hampir ingin menyerah. Saat ku
terpuruk, terjatuh hingga lelah kadang aku berfikir mungkinkah Tuhan tidak
merestui apa yang aku impikan atau Tuhan ingin aku untuk berusaha lebih giat
untuk dapatkan apa yang aku inginkan ?. memang sifat dasar manusia atau hanya
aku yang memiliki sifat jelek ini saat ku terpuruk dan terjatuh aku bukanlah
manusia yang mampu dengan mudahnya bangun dan berdiri lalu mulai berlari untuk
mengejar apa yang aku impikan meleinkan aku butuh waktu lama untuk mampu
berdiri karna bagiku saat aku terjatuh dan terpuruk ada sebagian dari diriku
yang terluka yang membutuhkan waktu lama untuk ku menyembuhkannya hingga aku
mampu berdiri dan kembali berlari mengejar apa yang ku impikan. Seperti kemarin
saat aku duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) aku sering bermimpi dan berkhayal
jika nanti kelak aku lulus dari SD aku ingin memasuki SMP favorit yang ada di
kota Cimahi lalu jika aku nanti keluar SMP aku ingin bersekolah di SMA yang
juga terfavorit di kota Cimahi. Dan nanti kelak jika aku lulus dari SMA
tersebut aku ingin kuliah disalah satu perguruan tinggi negri yang berikatan
dinas yang ada di Jatinangor Sumedang. Dan kelak jika aku telah selesai
menempuh studi ku aku ingin bekerja di tempat yang memang aku impikan dan dapat
membanggakanorangtua ku. Pernahkah kalian berandai-andai seperti aku ? apakah
semua hal yang kalian andaikan itu semuanya menjadi kenyataan ? atau semuanya
hanya menjadi mimpi-mimpi dalam tidur malammu ?. mungkin bagiku semua khayalan
dan impianku yang lalu itu hanya mimpi belaka karana tak ada satupun dari
impianku itu yang menjadi kenyataan. Setiap kali aku bermimpi dan berandai-andai
semua itu tak pernah terwujudkan dari mulai aku ingin masuk SMP yang aku
inginkan nyatanya aku tak mampu masuk sekolah itu. Hingga kini aku ingin kuliah
di perguruan tinggi yang aku impikan tak kunjung terlaksana aku sekarang malah
masuk di salah satu universitas yang tak pernah aku bayangkan aku bisa ada dan
kuliah disana. Kadang ada rasa kecewa dan apa yang salah dengan ku, usaha sudah
berdoa pun tak luput setiap hari aku memohon dan meminta. Memang jika aku
berkaca pada diri ku pada impianku mungkin aku akan merasa akulah makhluk yang
paling tidak beruntung tapi jika aku mencoba untuk melihat ke bawah melihat
orang orang disekitarku yang tidak lebih beruntung dariku. Mungkin aku adalah
salah satu manusia yang beruntung saat aku tak bisa masuk SMP yang aku impikan
aku masih masuk di salah satu sekolah yang berstandar IT. Dan disana ku temukan
seseornag yang bernasib sama sepertiku hingga sekarang kami menjadi sahabat.
Ketika aku ingin bersekolah di SMA yang aku inginkan pun ayahku malah dipindah
tugasksan di kota lain akhirnya aku pun bersekolah di salah satu SMA yang
sangat kental dengan pengetahuan agamanya. Disana aku diperkenalkan dengan
pengetahuan agama yang luar biasa disana juga aku dipertemukan dengan ornag
orang yang luar bisa pula. Hingga kini aku duduk di bangku kuliah yang tak
pernah aku bayangkan aku berada di tempat ini. Tempat dimana aku menuntut ilmu
untuk berlari mengejar impianku yang baru yaitu menjadi seorang guru. Di tempat
ini aku bertemu dengan maca-macam orang yang memiliki karakter yang berbeda dan
dari mereka aku belajar untuk slalu bersyukur bahwa sebenarnya satupersatu impian ku itu
mulai terlaksana dan tidak lagi menjadi mimpi dalam gelapnya malam walau
mungkin jika dilihat semua yang aku inginkan tidak ku dapat tapi percayalah aku
dijatuhkan oleh Tuhan di tempat terbaik. Setiap kali aku gagal aku slalu
dijatuhkan di tempat yang menurutku itu sungguh menyebalkan namun sebenarnya
tempat itu adalah tempat yang terbaik untukku. So kini Tuhan pun mulai
menuntunku untuk mulai berlari kembali meraih apa yang aku inginkan apa yang
aku impikan sudah setengah perjalanan aku berlari mengejar impianku. Kini
semuanya kembali padaku akankah aku berhenti berlari mengejar impianku atau
tetap berlari meski mungkin aku harus kembali terjatuh dan kembali gagal untuk
kesekian kalinya.
Created,
By:
BeruangCute
Langganan:
Postingan (Atom)